Lirih Puan untuk Tuan

Kepada Tuan, 
Puan datang kepangkuan.
Merogoh suara, bukan ocehan (receh).
Terduduk, Puan pupus harapan.
Terengah, puan berbisik pelan.
Lagikah, Puan berlabuh keperaduan?
Duduk manis, berpangku tangan.
Memintal tampilan, menyulam pujian.

Teruntuk Puan,
Adakah ini seruan?
Ataukah semata-mata rengekan baperan?
Adakah lagi yang Puan inginkan?
Selain menanak nasi ditungku perapian?
Atau memetik pakis di tepian,
sembari membilas tumpukan cucian?
Oh Puan, 
Tak cukupkah kau diam dalam saung pemberian?
Masih adakah gedung yang ingin kau bangun?
Tak bisakah satu kau tentukan?
Siapkah batinmu menabrak hambatan?
Terbakar cemoohan!
Diguyur celaan!
Tersengat hinaan!
Diterkam cibiran!
Bukannya Tuan merendahkan, tapi inilah kenyataan. 
Tuan tahu, Puan rajin.
Tuan pun paham, Puan tekun.
Bukannya Tuan menjatuhkan, tapi inilah kungkungan. 
Puan masih di lingkaran (setan). 
Kasarnya, Puan tertinggal jauh dalam pusaran.

Kepada Tuan,
Mengapa Puan harus menuai satu pilihan, jikalau Puan mampu menanam ribuan sekalian?
Tahukah Tuan, Puan rindu menyelisik lingkungan.
Sendirian pun, Puan jelajahi jalanan.
Oh, Adakah Tuan coba menahan?
Baiklah, Puan tak heran. 
Karena ini tentang impian. 
Hasrat ini terlampau kuat menekan.
Tuan sebut ini hambatan?
Yang Puan paham, inilah tantangan!
Lengan Puan terlampau kuat menghalau ancaman.
Jangan cemas, puan tak sendirian.

Lihatlah Tuan, 
Para Puan kini saling berpegangan tangan.
Para Puan tak lagi berjibaku hanya pada polesan.
Para Puan punya nyali dan siap bertaji dengan keahlian.
Kami, Para Puan yang mampu bekerja dua kali lipat lebih keras dari Tuan.
Kami, Para Puan yang tetap konsisten dan selalu berhasil didapuk penghargaan "si multiperan".

Sungguh, kami Para Puan yang eksistensinya bukan untuk meniadakan Tuan. 
Kami, Para Puan yang hanya menuntut berbagi peran bukan untuk menanggalkan kodrati kewajiban. 
Dan Kami, para puan yang ingin bebas mengambil pilihan bukannya diam terhimpit batasan.

_____________________________
Teruntuk para perempuan kuat yang siap dan sedang meraih mimpi, juga (tak menafikan) yang terlampau gundah terhimpit pusaran--lingkaran setan (sebut saja begitu), segera bangkit dan ambil peran!! Karena kita boleh memilih! Bebas memilih: bahagia, sukses, berkeluarga, berkarir, dan apapun. Jadilah perempuan yang mampu meraih mimpi dan menuntun perempuan lain (yang masih gundah) meraih mimpi-nya juga. Selamat hari Kartini, wahai per- empu (yang mampu)-an. Ya, kamu para puan yang mampu mewujudkan mimpi! 😍
_____________________________
🌏 Ende 
📝 21/04/2020
⏳ 21.30 WITA 

Komentar

Postingan Populer