Yang Datang dan Pergi
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
-Mazmur 139 : 14-
Subuh tadi, hatiku tergoncangkan lewat sebait mazmur Daud. Seperti menemukan jawaban, aku mulai merenung. Betapa dahsyatnya Mazmur ini. Ia menguatkan hatiku, mengunci tahunku dengan perasaan bersyukur. Bersyukur untuk semua yang sudah terjadi.
Melalui 365 hari bukanlah perkara mudah. Bukan sekedar bergulirnya jarum waktu. Tidak serta merta "buka mata - tutup mata" semuanya terlalui. Tidak pula karena "Bim salam Bim" tongkat penyihir dan semuanya bisa terjadi. Melalui 365 hari adalah perjalanan hidup.
Dan untuk Perjalanan hidupku, ia meroda dengan kecepatannya sendiri. Melaju-melambat. Sesuka hati merespon situasi. Merdu-sumbang. Masih, sesuka hati merespon situasi. Manis-pahit, suka-duka, tawa-tangis, wafat-lahir. Semuanya datang dan pergi memberi bekas dan kesan. Masih, sesuka hati merespon situasi.
Dan 2019 berhasil berkisah.
Ini tentang Januari.
Bulan ini menyisakan sukacita tahun sebelumnya. Percikan bahagianya ikutan menempel ke hatiku tak mau lepas. Hari Pertunangan sudah selesai, dan awal tahun 2019 menjadi titik puncak terteranya kebahagiaan. Harapan untuk memahat bahtera keluarga. Aku akan menikah. Tidak! Tidak itu saja, aku akan segera menjadi ibu. Ya! Aku sedang mengandung si jabang bayi yang rupa-nya pun belum sempurna berkembang. Aku sedang hamil muda. Bulan ini pun menjadi bulan yang paling hangat. "perasaan rindu" yang teramat besar akan sosok Oma. Tak pernah serindu ini aku padanya. Bahkan sekian tahun terpisah kuliah pun tak pernah aku seserindu ini.
Aku ingat benar moment dimana aku kembali bertemu Oma, selepas hampir 2 minggu tak melihatnya (Sebelumnya, Aku memang diharuskan berkunjung ke kampung halaman kekasih untuk lanjutan prosesi adat lamaran kami). Sore itu, aku tiba di rumah dan serta merta berteriak memanggil namanya. Lari mendapatinya dan memeluknya sangaaat erat. "Sa rindu oma", gumamku. Balas memelukku, Oma tak hentinya mengusap-usap punggungku. Air matanya tumpah dan terus-terusan ia berkata," kau marah Oma kah? Sampai-sampai tidak pernah kasih kabar atau telpon Oma ju".
Seketika perasaan bersalah ku muncul. Aku tak kuasa menahan sedih dan rindu. Kupeluk dan kucium seluruh wajahnya sampai lipatan-lipatan perutnya ( 😂 ini memang kebiasaanku setiap kali mencium Oma). Entah apa yang buatku begitu merindukan Oma. Yang pasti perasaan tak mau kehilangan oma, itu saja.
Yang kutahu, aku menikmati masa-masa kehamilanku bersama Oma, mama Ina (tanteku) dan sang kekasih hati.
Satu hari di bulan Februari
Oma sedang membaca buku favoritnya, Alkitab. Aku duduk disampingnya, tapi tidak berniat mengusik ritual paginya (membaca buku).
Ia kemudian menyapaku "mama Boas". Aku tersenyum, lalu menggeleng kepala. Aku tak setuju dengan nama itu. Oma sekuat usaha menjelaskan tentang arti dari Boas. Dengan mantap, oma menamai cicitnya (yang akan datang) "Boas". Dalam hati, aku tetap tak setuju.
Bulan Maret, dihari Rabu kelabu.
Akhir bulan Maret, Oma dilarikan ke rumah sakit. Rasanya seperti tersambar petir. Secepat kilat oma diserang struk ringan dan mulai hari itu juga, kami kesulitan berkomunikasi. Respon bicara, otak dan gerakan sudah menurun fungsinya secara drastis. Aku mencoba menghibur Oma, berharap selekasnya bisa kembali sehat. Satu pagi aku menengoknya. Aku menyapanya ,"omaaa, ini mama Boas sudah datang liat Oma. Ayo cepat sembuh biar Senin depan kita bisa ngumpul lagi dirumah". Dengan respon yang minim, Oma melambai sambil bicara cadel. Yang aku pahami, Oma senang karena pilihan namanya untuk anakku telah diterima. 😟 Sungguh, ini moment yang mengharu biru.
Bukan April Mop
1 April 2019, 22.00 WITA. ICU jadi ruang terakhir kami saling melepaskan. Melepaskan genggaman, hati, kenangan, dan duka. Oma yang paling kucinta, pergi untuk selamanya. Ia melepaskan kami dalam tenang. Sungguh bulan tersulit bagiku. Kehilangan sosok utama dalam hidupku. Oma pergi disaat kami sedang menghitung hari akan kedatangan cicitnya, Boas. Hatiku terbelah-belah tak karuan. Aku mencoba menenangkan diri, mungkin ini hanya sebuah April mop??
Bulan Mei-nantikan
Yang dinanti-nantikan datang. Si kecil Boas lahir secara normal, bertubuh lengkap dan sempurna. Semua keluarga bersuka, sekaligus terharu. Sang pemberi nama, tak lagi bersama. 03 Mei 2019, pukul 15.10, telah lahir seorang bayi laki-laki, BB/PB: 3300 gram/50 cm, di RSUD Ende.
Juni - Juli - Agustus - September
Bulan menuju bulan, hari demi hari. Setiap waktunya serasa hambar. Hampir setiap tidur ada air mataku terserap oleh bantal. Hidupku tidak seimbang. Aku kehilangan sosok yang berharga dalam -27 tahun hidupku. Namun aku juga kedatangan sosok yang istimewa dalam 27+ tahun hidupku. Dan beratnya lagi, aku harus berhadapan dengan dilema "keluarga muda". Perjalanan yang begitu berbatu.
Syukurnya, beberapa bulan terakhir, aku banyak disibukkan dengan baby Boas. Sedikit terangkat bebanku. Semua perhatianku tercurah penuh hanya untuk si kecil kami, Boas. Setidaknya, bulan Oktober, November dan Desember membawa angin sepoi. Membuka kembali harapanku. Aku bermimpi banyak dibulan-bulan ini. Aku memimpikan masa depan yang baik untuk Boas. Dan sudah pasti, ini harus diawali dari diriku dan juga pasangan hidupku. Bahwa kami harus satu visi walaupun beragam misi untuk mencapai mimpi. Berkarir dengan passion, mengarungi bahtera keluarga yang sesungguhnya, dan menanggalkan semua kepahitan lama yang selalu saja mengganggu perjalanan hidup kami.
Permenungan hari ini memampukanku menerima semua peristiwa hidup dengan ucapan syukur. Bersyukur untuk semua hal, yang baik dan buruk, yang manis dan pahit, yang suka dan duka, yang datang dan pulang, yang lahir dan yang wafat.
Terima kasih 2019 untuk perjalanan hidupnya yang bak nano-nano, rame rasanya.
Selamat datang 2020, please be nice!
Ende - 23.13 wita
🙏
Semangat Sista Syang...��������
BalasHapus�� Yihaaa my sistaa ����
BalasHapusHalo kak Sheyla. Lama tak bertemu, ternyata banyak hal luar biasa yg terjadi. Jujur, baca blog ini buat bt merasa terberkati. Pengalaman hidup yg jadi 'kata pengantar' saat memulai tahun 2020 ini.
BalasHapusSemangat kakakku sayang. 💪
Sehat terus bersama Boas kecil.
Tuhan Yesus beri sukacita selalu untuk kak Sheyla sekeluarga.
Terlalu banyak waktu habis percuma tanpa melihat pesan yang satu ini... Very sorry to very late for reply this nicest support, my dear Maia... Terima kasih sudah mendoakan sy, Boas dan keluarga untuk menjadi lebih baik di tahun ini syg... Yg terbaik juga untuk mimpi dan harapannya Maia kedepan yah... Daddy God bless you ����
BalasHapus