Di ujung perbatasan -- Rowa
Saya ingin membagi kisah inspiratif Aparat Sipil Negara yang sudah pensiun pada segmen "cerita pensiunan ASN."
Sosok yang saya tulis tentu ASN purna bakti yang memiliki kaitan dengan bidang pertanian maupun peternakan. Mereka yang sedang merintis, mengembangkan dan membesarkan usaha, baik skala rumah, kecil, maupun dalam skala besar.
Pada edisi perdana saya tertarik menulis Wolfgang Lena. Mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo.
Cerita ini saya rangkum dari kunjungan ke kebun Pak Woli, begitu ia disapa.
Kegiatan itu memang sudah direncanakan sejak lama. Sempat beberapa kali penundaan karena berbagai halangan. Sabtu, 8/5/2021 baru bisa direalisasikan.
Saya bersama Evi (teman PPL) dijemput pergi ke kebun dan peternakan milik keluarga Wolfgang Lena.
Perjalan yang awalnya bakalan ramai dengan kehadiran Nona (sahabat PPL lainnya) dan ibu Sensy (istri pak Woli) berakhir sepi-- keduanya tidak dapat ikut.
Setelah hampir 90 menit perjalanan, kamipun tiba. Disambut oleh kesejukan udara desa Rowa. Ya, Rowa adalah desa yang letaknya persis diujung perbatasan antara kabupaten Nagekeo dan Ngada.
Iklimnya unik, ada dingin-dinginnya dari Bajawa dan panas-panasnya dari Mbay. Percampuran yang menghasilkan tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Di sana sudah ada pak Woli dan Claudia (anak sulung pak Woli), juga keluarga penjaga kebun dan peternakan itu -- Kakak Lin dan Jemi.
Sejujurnya, ini kali pertama kami berjumpa langsung dengan pak Woli dan anaknya.
Sebelumnya perkenalan dengan pak Woli bermula dari bincang-bincang istrinya bersama beliau di rumah, setiapkali ibu sensy pulang dari kegiatan kelompok RT 29 dampingan saya.
Sayapun terhubung dengan pak Woli lewat WhatsApp. Juga lewat beberapa group WhatsApp terkait isu di sektor pertanian, peternakan dan pariwisata di Nagekeo. Dari percakapan itu jugalah yang menghantarkan kami di kebun dan peternakan keluarga pak Woli.
Kami disambut dengan minum pagi. Tenang, Evi yang sedang puasa, tetap berpuasa kok. Bahkan ia begitu antusias berbincang dengan pak Woli.
Kami diajak Pak Woli berkeliling rumah kedua-nya. Lokasinya diujung Gapura perbatasan, persis di bawah ruas jalan trans Flores Ende-Ngada. Karena berada pada kemiringan, lahan itu dibuat berteras-teras. Teras pertama, rumah keluarga ini. Teras kedua, di bangun peternakan ayam. Dan teras ketiga juga berikutnya dijadikan kebun sayuran. Berlanjut sampai ke ujung teras bawah yang bertaut sungai dan mata air pegunungan.
gambar pose senang kami di kebun Rowa
Saat kami kunjung, kebun sedang diolah tanahnya.
Sudah ada beberapa bedengan bibit sayuran kol menunggu pindah tanam, juga beberapa pertanaman Cabai besar di ujung teras bawah kebun.
Kandang ayam sedang kosong. Menunggu DOC. Ketika berada di bawah kandang ayam, kami tidak mencium "bebauan kandang" yang biasanya menyengat. Sirkulasi kandang ditata secara baik. Pun kotorannya, selalu ditumpuk pada tempat yang terdapat sinar matahari.
Selanjutnya bersama kakak Lin, kakak Jemi, juga keluarga yang lain, kami membuat Bokashi dan mempraktekkan cara membakar sekam padi.
Pembuatan Bokashi dengan memanfaatkan bahan organik yang begitu melimpah di kebun, seperti pelepah pisang, kotoran ayam dan sekam dari limbah kandang ayam. Dedaunan gamal juga sedikit bekatul. Sedangkan pembuatan arang sekam dengan memanfaatkan limbah sekam padi dari peternakan ayam.
gambar proses pembuatan bokashi
Kami juga berbagi ilmu organik kepada kakak Lin dan kakak Jemi yang bertanggungjawab sebagai kepala kebun disitu. Intinya hanya satu -- mengetahui prinsip organik. Sehingga kakak Lin dan kakak Jemi dapat leluasa memanfaatkan bahan organik apa saja untuk kebutuhan tanah dan tanamannya di kebun.
Sembari menunggu sekam padi ber-arang, kami makan siang bersama.
Suguhan nasi jagung, ayam woku, sayuran pucuk labu dan sambal tomat begitu nikmat. Beberapa buah pisang yang manis sebagai menu penutup.
Pada kunjungan ini saya belajar satu hal. Sebagai mantan ASN maupun sebagai ASN kita mesti meninggalkan legacy. Baik berupa pengetahuan, nilai maupun keteladanan.
Pertanian dan peternakan yang Pak Wolfgang Lena kembangkan di Rowa adalah bukti dari pengetahuan yang dimiliki, nilai yang dijalankan dan keteladanan yang dilakukan. Legacy yang ia tinggalkan.
🍃
👩🌾 Rowa, 08/05/21
✍️ Danga, 14/05/21
📍 Nagekeo
⏳ 18.00 WITA
Komentar
Posting Komentar